Beda Cara Pandang Gen Z dan Milenial Soal Tua: Antara Kebugaran, Mental, dan Gaya Hidup

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Sobat KeKeR, belakangan ini jagat maya lagi rame banget ngebahas fenomena unik di kalangan Gen Z. Bayangin aja, banyak anak Gen Z yang baru 22 tahun udah merasa “jompo” alias tua secara mental. Padahal, usia segitu biasanya identik sama semangat membara buat eksplorasi hidup. Eh, malah banyak yang udah keburu lelah dan ngerasa kehabisan tenaga.

Fenomena ini punya nama keren, Sob “keletihan eksistensial”. Istilah ini dipake buat ngegambarin rasa capek berkepanjangan gara-gara merasa harus terus ngejar target hidup, dari sukses finansial, punya karier cemerlang, sampai eksis di media sosial. Nggak heran, sejak remaja mereka udah tumbuh di era tekanan digital yang nggak ada jedanya. Tiap scroll timeline, isinya temen sebaya yang udah viral, buka bisnis, atau keliling dunia. Tekanan sosialnya? Gede banget!

Akibatnya, burnout alias kelelahan mental udah kejadian bahkan sebelum mereka bener-bener mulai perjalanan hidup. Bukan karena fisik nggak kuat, tapi karena beban standar kedewasaan yang udah ditanggung sejak dini. Makanya, walau umur masih dua puluhan, pikirannya udah kayak orang 40-an.

Beda cerita sama generasi milenial, nih. Di usia 35 tahun pun, banyak dari mereka masih merasa muda. Memang sih, mereka juga sempet kena “tamparan realita” kayak harga rumah mahal, utang pendidikan, atau karier yang stagnan. Tapi mereka punya strategi sendiri buat bertahan: healing, merawat inner child, dan menjadikan proses adulting sebagai bagian dari identitas, bukan beban.

Buat milenial, jadi dewasa nggak berarti harus terlihat tua. Mereka malah merayakan kedewasaan sambil tetep pelihara semangat muda. Hidup mungkin berat, tapi pura-pura muda sedikit lebih lama? Kenapa nggak! Itu justru bentuk perlawanan paling manis.

Para pakar psikologi bilang, perbedaan ini juga dipengaruhi pola asuh dan konteks zaman. Gen Z dibesarkan di era serba cepat, di mana pencapaian pribadi gampang banget dibandingkan secara publik lewat media sosial. Sementara milenial, walaupun juga kena pengaruh digital, sempat menikmati masa remaja yang relatif lebih “offline” dan santai.

Selain itu, faktor kesehatan fisik juga nggak kalah penting. Kebiasaan begadang, pola makan nggak teratur, dan minim aktivitas fisik bikin banyak Gen Z cepat merasa lelah. Sebaliknya, milenial yang mulai sadar pentingnya gaya hidup sehat di usia 30-an, justru punya energi lebih untuk menikmati hidup. Jadi, jangan heran kalau ada Gen Z yang ngeluh capek, sementara milenial masih asik maraton hobi dan liburan!

(Raihan Apriansyah)

  • Bagikan