Hati-hati dengan Hubungan Tanpa Status yang Nyaman dan Bikin Baper

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Fenomena hubungan tanpa status atau HTS kini semakin akrab di telinga anak muda. Dua orang bisa terlihat seperti pasangan, saling memberi perhatian, bahkan berbagi momen manis, tapi sama-sama sepakat untuk tidak memberikan label resmi.

Bagi sebagian orang, ini terdengar seperti kebebasan yang menyenangkan. Namun, tidak jarang, kisah di baliknya menyimpan rasa yang sulit diungkapkan.

HTS kerap menjadi pilihan bagi mereka yang belum siap berkomitmen atau masih ingin fokus pada diri sendiri. Ada juga yang menjalani hubungan ini karena takut mengulang pengalaman buruk di masa lalu. Tanpa status resmi, hubungan terasa lebih santai dan tidak dibebani tuntutan layaknya pacaran. Semua mengalir apa adanya, tanpa janji-janji yang harus dipegang teguh.

Meski begitu, ketidakjelasan yang menjadi ciri khas HTS bisa menimbulkan masalah baru. Ketika salah satu pihak mulai menginginkan kejelasan, sementara yang lain merasa nyaman dengan situasi sekarang, ketidakseimbangan pun muncul. Inilah yang sering memicu perasaan baper, bahkan sakit hati yang tidak diharapkan.

Menurut konselor hubungan, HTS bisa bertahan lama hanya jika ada komunikasi yang jujur sejak awal. Kedua pihak harus memahami posisi masing-masing, agar tidak ada yang merasa dirugikan atau dipermainkan. Tanpa komunikasi yang terbuka, HTS bisa berubah menjadi hubungan yang menggantung tanpa arah.

Menjalani HTS memang memberi ruang untuk tetap menjadi diri sendiri. Tidak ada aturan kaku yang membatasi, dan semua terasa lebih bebas. Namun, kebebasan itu juga datang bersama risiko kehilangan, karena tanpa ikatan, tidak ada yang benar-benar bisa menjamin keberlanjutan hubungan.

Bagi sebagian orang, HTS adalah jalan tengah antara sendiri dan berkomitmen. Ada kehangatan dan kebersamaan yang dirasakan, meski tidak ada label yang mengikat. Tetapi di sisi lain, rasa nyaman itu bisa menjadi jebakan ketika hati mulai berharap lebih dari yang disepakati.

Perasaan baper dalam HTS sering muncul secara perlahan. Awalnya mungkin hanya sekadar rindu atau ingin bertemu, namun lama-kelamaan mulai ada pertanyaan yang mengganggu pikiran: “Sebenarnya kita ini apa?” Pertanyaan inilah yang sering menjadi titik balik, entah menuju komitmen atau mengakhiri segalanya.

HTS bisa jadi indah kalau dua-duanya paham arah dan tujuannya. Tapi kalau tidak, siap-siap saja hatimu terseret arus perasaan.

Raa

  • Bagikan