KEKER.FAJAR.CO.ID – Malam ketiga Peringatan HUT RI ke-80 tingkat Kecamatan Marioriawa, Sabtu (10/8), menjadi panggung meriah dan penuh story. Dalam sorot lampu hangat dan iringan musik orisinal karya guru tari MAN 2 Soppeng, tari kreasi siswa madrasah hadir memadukan tradisi Bugis dan sentuhan modern.
Mereka membawakan kisah petani nira tradisi “massari,” mulai dari memanen dari pohonnya, mengolah air nira, hingga menjadikannya gula merah yang manis dan bernilai. Properti yang dibawa pun bukan sekadar hiasan tungku asli membuat asap tipis mengepul di panggung, menebarkan aroma khas gula merah asli bugis yang menyatu dengan irama musik dan tarian.
Gerak penari macenning dan anggun berbaur dengan hentakan enerjik, menyerupai adukan nira di wajan besar, dimulai perlahan, lalu mengental dan memikat, hingga meninggalkan rasa manis di hati penonton.
Kostum etnik yang berkilau, ekspresi penuh penghayatan, dan harmoni gerak membuat penampilan ini terasa seperti pesta rasa dan budaya. Sorak kagum dan tepuk tangan panjang malam itu menjadi bukti, tarian MAN 2 Soppeng telah berhasil massarigolla memaniskan hati penonton dengan pesona yang sulit dilupakan.
Di balik kemegahan malam itu, tersimpan kisah perjuangan. Latihan 45 hari membuat stamina terkuras, bahkan salah satu penari sempat kelelahan usai tampil. Namun seperti nira yang diolah dengan kesabaran hingga menjadi gula merah, kerja keras itu membuahkan penampilan yang menyala, manis dan berkesan