KEKER.FAJAR.CO.ID – Halo Sobat KeKeR, siapa nih yang suka bercanda di dunia maya, tapi kadang sulit membedakan antara lelucon dan bullying? Hmm..lelucon atau candaan yang sifatnya menyakiti bisa dibilang sebagai cyberbullying lho.
Zaman dulu kita sering mendengar istilah “mulutmu harimaumu,” seiring berkembangnya zaman, hal itu berubah menjadi “jarimu harimaumu.” Cyberbullying bukan fenomena baru di era saat ini, hal ini dilakukan seseorang dengan cara memposting kata-kata hinaan, menyebar berita hoax, bahkan melakukan ujaran kebencian dan disebar melalui media sosial. Tindakan ini, sangat kejam sebab dapat meninggalkan jejak digital seperti foto, tulisan yang menghina, bahkan video yang tidak mengenakkan bagi korban.
Meskipun tidak dilakukan secara langsung, dampaknya tak kalah meyiksa dari bullying yang dilakukan secara fisik. Seseorang yang mengalami intimidasi dunia maya atau cyberbullying membuat korban akan mengalami depresi dan mengguncang psikologis korban. Ya, SoKeR gak boleh sembarangan berkomentar dengan kalimat mengintimidasi seseorang.
Hal tersebut dirasakan Nadia Wulandari, Siswi SMK Persada Tamalatea. Dia merasakan perlakuan cyberbullying termasuk bentuk penyimpangan moral yang dapat menyebabkan demoralisasi pada remaja. “Cyberbullying sendiri tindakan yang melakukan penindasan dan diskriminasi yang dilakukan secara tidak langsung, saya juga menilai bahwa hal ini bentuk penyimpangan moral,” ucap Nadia sapaannya.
Siswa SMAN 1 Pangkajene, Iswan Fauzan mengaku kerap menjumpai seseorang yang melakukan intimidasi dunia maya melalui sosial media, game, bahkan di Whatsapp group. “Sering sekali saya menjumpai seseorang yang melakukan tindakan seperti ini, melalui media sosial, game, juga Whatsapp group. Mereka mungkin sedang bercanda namun kadang menghina sesama teman sendiri tanpa sadar telah menyakiti hati orang lain,” pungkas cowok yang akrab disapa Iswan ini.