Mengidolakan boyband BTS sejak enam tahun yang lalu, Adinda Maharani awalnya biasa saja tapi setelah nonton konser sang idola mengharuskan dirinya mengoleksi merchandise hingga belasan mulai dari album, lightstick, spanduk, boneka, baju tour hingga kipas Suga.
“Dulu pas pertama jatuh cinta sama BTS, betul-betul tidak saya toleransi orang yang hina BTS, karena saya anggap BTS itu bagus dan jangan hinaki. Karena hina BTS sama dengan hina saya, tapi seiring berjalannya waktu setelah mulaima sadar kalau ini tidak baik untuk saya,” beber Ketos SMA Islam Athirah 2 Bukit Baruga.
Dosen Psikolog Unibos, Sulasmi Sudirman SPsi MA menuturkan bahwa, fanatisme umumnya sering terjadi pada remaja yang menggandrungi musik K-pop. Kesenangan ini sebagai kondisi psikologis yang terus menerus dicari dan dihadirkan dalam diri remaja. Para remaja menikmati apa yang tampak, baik stage performance, gosip artis, unggahan sang idola di sosial media.
Ami sapaannya, mengatakan dari kesenangan itu remaja cenderung membela apapun yang terjadi pada sang idola. “Fanastisme ini lebih berbahaya jika remaja mengindentifikasikan dirinya kepada sang idola, hal ini dapat mengakibatkan kontrol diri yang lemah, kondisi emosi yang labil, dan perilaku agresif,” tutup Ami.
So guys, suka terhadap sesuatu itu ada batasnya dan perlu pengendalian diri!!(*)