[Cerpen] Tania Kekasihku

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Notifikasi facebook muncul di ponselku.

“Fan, mau jadi temanku?” kata tania di personal message.

Aku mengabaikan dan tidak membalas pesannya itu. Bukan karena tidak peduli, hanya saja, kami saling mengenalnya sejak TK dan cukup dekat, jadi pesan itu membuatku agak bingung.

Hari berlalu, seperti biasanya kami selalu bertemu di ruangan OSIS membahas masalah program kerja.

“Makin cantik aja,” gumamku sambil menatapnya menyusun lembaran kertas.

Aku kaget saat dia memukul kepalaku dengan kertas yang di susunnya.

“lo lambat banget sih Fan, masa proposal ini belum diperlihatkan ke kepsek,” katanya ngambek.

“Cerewet banget, entar gue ke ruangannya kok,” ujarku sambik tersenyum.

Yah, kami selalu berdebat saat bertemu, tapi kami saling menyukai. Aku tahu, karena sebagian besar warga sekolah memang tahu bahwa Tania menyukai Fandi, dan itu AKU. Keseharianku pun dipenuhi oleh dia, sang kekasih hati.

Waktu terus berlalu sampai akhirnya aku dan Tania mulai berjarak.

Suatu hari di bulan September, aku sedang mengerjakan tugas makalah Biologi di taman, dan tiba-tiba Idam, temanku datang dengan cemilan yang dia beli di kantin kejujuran.

“Nih, buat lo,” memberikan 2 bungkus biskuit.

“oke, makasih bro,” ujarku dengan tetap fokus mengetik.

“Tau ngga lo kalo Tania itu lagi deket sama si Reza, Gua liat mereka selalu bercanda depan kantin,” ungkap Adam.

Aku terdiam sejenak.

“Urusan dia lah, dia bukan siapa-siapa gue,” ucapku dengan tetap fokus ke layar laptop.

Kata-kata Adam terbawa sampai ke rumah dan bikin gelisah. Memang semenjak pisah kelas dengan Tania, kami jarang chat-an dan dia memang terlihat sedang dekat dengan Reza, sahabatku dari kecil.

Setiap malam, aku selalu membuka profil facebook Tania dan bertanya-tanya apa dia masih menyukaiku.

Nah suatu malam di akhir Desember, salah satu cewek cantik di sekolah yang juga teman sekelasku, Syina mengomentari statusku lewat personal message.

“Kamu lagi galau ya Fandi, kok statusnya kayak pusing gitu,” ungkap Syina.

“Santailah, aku cuman pusing mikirin tugas kerjaan di OSIS kok,” jawabku dengan emoticon smile.

“Ah, aku ngga percaya, pasti karena cewek deh,” balasnya.

Aku hanya tersenyum dan terus menyangkal Syina.

  • Bagikan