Menginjakkaan kaki di sekolah baru, mengenal teman teman baru, guru guru baru, suasana baru. Sulit rasanya beradaptasi dengan itu semua tanpa adanya pertemuan seperti pepatah yang pernah saya dengar “tidak ada cinta sebelum pertemuan”, tapi di luar yang saya bayangkan bapak ibu guru mampu menciptakan cinta itu walau dalam pembelajaran daring seperti ini, tapi saya yakin bahwa profesi seorang guru tidak akan pernah tergantikan oleh teknologi. Saya sadar bahwa di situasi seperti saat ini bukan waktunya untuk mengeluh, tapi disinilah kita diuji mampukah kita bertahan?
Mampukah kita mengikuti pembelajaran sebagaimana kewajiban kita sebagai pelajar? dengan segala keterbatasan yang ada. Satu hal yang sampai saat ini mengganjal pikiran saya, apakah saya sudah memahami materi yang bapak ibu guru sampaikan? Sedangkan menurut saya sendiri belajar secara berkelompok, berdiskusi dan bertatap muka langsung lebih menyenangkan bagi saya.
“Pendidikan mempunyai akar yang pahit tapi buahnya manis” dan saya yakin Pendidikan di Indonesia akan lebih maju kedepannya, walau membutuhkan proses. Tetap semangat, dan jangan malas malasan, “ucap anak yang hobi rebahan”. Terima Kasih.