Ada pula satu kejadian yang paling membekas bagi saya. Saat itu saya sedang merangkai kalimat yang rencananya ingin saya tanyakan, dengan suara yang jelas layaknya orang yang bercakap. Namun, mikrofon saya ternyata telah menyala dengan sendirinya sejak tadi, sebelum waktu yang seharusnya. Alhasil, saya akhirnya harus menahan malu hingga pelajaran selesai. Dan sejak saat itulah saya menjadi sangat parnoan terhadap tombol-tombol yang ada di Zoom, sehingga terus-menerus memastikan semuanya tetap dalam keadaan yang tepat hampir setiap menitnya untuk mencegah hal yang sama terulang kembali.
Saya merindukan kegiatan pembelajaran yang normal, di mana saya tak perlu lagi ragu-ragu untuk menekan tombol raise hand ketika ingin menjawab pertanyaan, tetapi langsung mengangkat tangan yang asli dengan setinggi mungkin. Walaupun tak sepenuhnya bebas dari hal-hal yang menegangkan, suasana pembelajaran tatap muka tentu terasa lebih hidup dan menyenangkan, karena pihak-pihak yang bersangkutan dipertemukan secara langsung dan tak lagi dipisahkan oleh sebuah layar. Siswa maupun guru dapat kembali bercengkerama secara langsung dengan berbagai ekspresi, tidak lagi diwakilkan oleh emoji atau stiker- stiker Whatsapp yang beragam. Maka dari itu, saya berharap agar kegiatan pembelajaran dapat kembali dilaksanakan secara tatap muka. Saya pun yakin bahwa Bapak senantiasa menginginkan yang terbaik terhadap generasi penerus bangsa saat ini dalam menjalani pendidikan.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Kurang dan lebihnya mohon kiranya dimaafkan. Semoga pandemi akan segera berakhir dan kita semua senantiasa diberi kesehatan, sehingga segala aktivitas dapat berjalan seperti sedia kala. Terima kasih atas perhatian Bapak.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh…..
Hormat Saya,
Fathika Raihani Tawali
SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar