[Cerpen] Kita dan Kenangan

  • Bagikan

Lalu ia datang menyapaku dan memberikan sebuah kado, “halo Ra, gimana hari ini? semoga semuanya menyenangkan dan selalu baik ya, aku ada sesuatu buat kamu, jangan heran ini kado ulang tahun buat kamu, bukannya nanti ajakalau kamu sudah sampai rumah.”

Aku pun tersenyum lalu berkata, “wah,terimakasih Kal walaupun telat kayaknya ini bakal jadi kado terindah deh.” Ia mengangguk dantersenyum. “ada-ada aja sih Ra, maaf ya kalau nanti kadonya ga sesuaisama maunya kamu.”

Aku pun sama-sama tertawa lalu berpamitan satu sama lain untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun tidak ada yang menyangka jika kemarin hari yang menyenangkan itu merupakan hari indah terakhir, obrolan dan senyum terakhir bahkan mungkin kado terakhir yang kamu berikan.Sebab usai hari itu kami menjadi sosok yang asing, entah hanya sekadar firasat ataupun sebuah kenyataan ternyata “kita” sudah berbeda dan tak sama lagi lebih tepatnya kamu yang selalu menghindar dan aku yang tak tahuapa alasan dibalik itu.Hari-hari terus berlanjut aku dan kamu rupanya adalah sosok asing yang sudah usang. Aku tidak mengerti apa maksud dari akhir dari kisah ini dan aku pun tidak menyangka kalau hal ini bisa terjadi.

Desember, 2020

Seorang remaja yang kini sudah genap berusia enam belas tahun dan sudah melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah kejuruan, saat ini tengah melamun usai pembelajaran daring.“Ra,kamu lagi mikiran apa nak sampai ngelamun gitu?” Ujar sang mama. Lamunannya pun terhenti dan ia segera menoleh lalu tersenyum.“eh engga kok mah, Rara cuman inget aja masa-masa waktu SMP, kayak ga nyangka gitu sekarang udah SMK, dia gimana yah kabarnya ma?”.

Sang mama pun tersenyum lalu mengelus rambut sang anak, “loh emangnyakalian sudah tidak saling komunikasi dan bertukar kabar? doakan saja semogadia selalu baik dan sehat selalu Ra.

Mama yakin suatu saat di waktu yang tepat kamu juga akan menemukan orang tepat bahkan jauh lebih baik dibanding dia. Sabar ya, mama tahu kadang kamu maunya bisa selalu ikhlas tapi hati kamu nolak dan selalu berharap dia kembali.Aku tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca lalu berkata, “terimakasih ma, sudah selalu menjadi pendengar dan penasehat terbaik, terimakasih karena sudah selalu mendukung dan menemani dalam setiap langkah dan rencanayang semesta kirim untuk Mira.”

Ternyata memang benar adanya, kenangan adalah serangkaian kisah hidup yang bisa menjadi pengalaman berharga dan pelajaran terbaik semasa hidup bagaimanapun kisahnya pasti kenangan suka jadi hal yang sulit untuk dilupakan, sebab ya memang dasarnya manusia adalah makhluk yang paling senang dalam mengingat suatu hal tanpa memandang bagaimana kenangan itu memberi efek dan dampak yang tidak sesuai dengan sebuah harapan.

Terima kasih untuk aku dan kamu, walaupun tak sempat menjadi “kita” tapi percayalah kenangan yang sudah hadir itu selalu menjadi hal yangpaling berharga. (*)

Biodata penulis :Humairah AfifahSMK Farmasi Yamasi MakassarInstagram : @hmrhafh_

  • Bagikan