[Cerpen] Kita dan Kenangan

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Aku yakin kisah apapun yang kalian lewatkan pasti ada kenangannya. Baik atau buruk, sedih ataupun senang, bahkan suka ataupun duka pasti akan selalu menjadi pengalaman terbaik dalam kisah apapun itu.Walaupun ya, tidak semua kenangan bisa jadi hal paling membahagiakan dalam setiap waktunya, mungkin begitupun dengan “kita”. Tiga tahun lalu di sebuah sekolah menengah pertama, kisah seorang remaja perempuan, ia adalah Hilmira Zanuary bersama sosok yang menjadi rekannya dalam kenangan lelaki, Haykal Fabian.

Aku dan kamu dulunya sering merangkai cerita. Tentunya cerita bagaimana“kita” ke depan, cerita bagaimana nanti kalau kamu sudah tamat dan ingin melanjutkan pendidikan. Tapi aku lupa beberapa part kenyataan bahwa dulu sebenarnya aku dan kamu belum sempat menjadi “kita”. Mungkinmemang belum waktunya saja.

Tiga tahun lalu, usai menyelesaikan kegiatan sekolah aku sempat bertanya pada dia perihal bagaimana “kita” ke depannya, “Kal, kira-kira nanti jika kamu sudah tamat dan bersekolah di sana apakah semuanya masih akan tetapsama seperti saat ini? tanyaku.

“Atau akan ada sosok lain yang menjadi pemeran paling beruntung di hidupmu?” ujarku melanjutkan pembicaraan.Kala itu aku sedang duduk di sampingmu menikmati jajanan kesukaanku.Dia kemudian merebut jajananku dan terkekeh lalu berkata, “Ra, sejauh apapun nanti aku bersekolah dan sesibuk apapun kegiatannya, aku akan tetap mengingatmu. Menjadikanmu sebagai adik kelas yang paling kusayangi sebab aku sudah mengenalmu sebelum mengenal mereka nanti.”

Aku tersenyum dan kembali bertanya, “Kal, menurutmu jatuh cinta itu sepertiapa ya? dan apakah nanti akan jadi masalah jika suatu saat akumungkin jatuh cinta padamu?”

Dia pun kembali tersenyum lalu berkata, “Hmm… apa ya ra? menurutku jatuhcinta itu tidak bisa diungkapkan begitu saja dan cara mengekspresikannya jugaada berbagai macam Ra.

Kalau misalnya di antara kita ada yang jatuh cinta? ya bebas saja itu tidak masalah, tapi aku harap jangan sampai perasaan itu salah tempat, lagi pula tidak usah khawatir karena tanpa merasakan jatuh cinta pun aku sudahmenyayangimu sebagai seorang adik.”

Aku pun mengangguk dan berkata, “Oh seperti itu ya kal? Tapi temanku bilangkita ini hubungannya kayak KAKTUS (Kakak Adik Tanpa Status) Kal.”

Dia pun tertawa lalu menarik tanganku, “bagaimana kalau kita pulang saja? hari ini kamu ada les dan pasti mama sudah menunggu di rumah!” Aku mengangguk lalu mengikutinya menuju parkiran.

Malam harinya kembali berbincang dalam obrolan singkat di whatsapp perihal ia yang akan menjemputku seusai les dan mengantarkanku ke sekolah untuk persiapan lanjutan kegiatan besok. “Ra, aku jemput ya? kebetulan searah aku tadi habis futsal terus inget kamu.” Mungkin begitulah isi pesan dari seorang kakak yang khawatir terhadap adiknya. Aku menunggu di depan tempat les dan tak lama kemudian dia pun datang lalu tersenyum kepadaku, “ayo naik Ra, maafya kalau bau soalnya abis futsal.”

Aku hanya mengangguk dan tersenyum lalu naik di motornya. Kembali mengobrol singkat walaupun aku tak begitu jelas mendengar apa yang ia katakan, “bagaimana lesnya hari ini? ada hal baru apa yang kamu dapat? semoga hari ini menyenangkan dan lebih baik ya Ra?” Diam-diam aku tersenyum, “iya Kal hari ini cukup menyenangkan dan sangat baik karena kita barengan terus, terimakasih ” diam-diam aku tersenyum.

Keesokan harinya kembali bertemu di sekolah, tapi tidak banyak obrolan yang terjadi karena hari itu kita sama-sama disibukkan oleh kegiatan sekolah. Namun, usai kegiatan berakhir kita pun kembali bertemu di ruang osis tempat yang mungkin selalu menjadi saksi kebersamaan aku dan dia.

  • Bagikan