KEKER.FAJAR.CO.ID – Suara rintihan hujan yang jatuh, hanya itu yang dapat ku dengar, tiada suara lain selain suara tersebut, seakan waktu terhenti di tengah kesunyian ini, duduk sendiri entah menunggu siapa, aku termenung diam entah memikirkan apa, apa yang aku tunggu?
Aku merasa ada yang kurang di setiap hari, ah iya…kamu sudah tidak bersamaku lagi. Rintihan hujan ini mengingatkan ku akan dirimu, akan masa di mana kita bersama-sama menghabiskan waktu luang kita, bersama-sama menerjang derasnya hujan di iringi tawa yang tiada henti, masa itu adalah masa yang kurindukan, sayangnya masa indah itu sudah tidak bisa terulang lagi.
Dulu kita sering bercanda tawa tanpa mengingat waktu sama sekali, waktu seakan berjalan sangat cepat ketika kita bersama, saat kamu memukul bahuku di kala kita bercanda entah mengapa aku merasa… bahagia? Candaan-candaan yang dilontarkan antar satu sama lain tanpa ada yang tersakiti. Bersama kita memandang dunia sebagai tempat yang indah, dipenuhi pemandangan alam yang menakjubkan tapi di sana juga terdapat badai, petir, awan yang gelap. Namun kita menghiraukan hal tersebut, kita bersama hanya memperhatikan hal hal menyenangkan di dunia, tanpa terpikir oleh pedihnya perpisahan. Kini kau telah pergi, meninggalkanku tanpa persiapan apapun meninggalkanku dalam kegelapan yang kelam, tanpa kepastian akan kedatanganmu kembali yang sangat mustahil terjadi.
Aku beranjak dari tempatku termenung, aku berjalan pulang kerumah menerobos hujan deras tanpa memperdulikannya sedikit pun, tetes demi tetes hujan berjatuhan mengenai pakaiankanku namun kuhiraukan, seluruh pikiranku tertuju pada dirimu, mengingat-ingat kenangan kita yang mana menurutku sangat indah, mungkinkah itu sumber kebahagiaan ku di samping berada bersama keluargaku? Ah aku sudah menganggapmu sebagai keluargaku.
Mengapa takdir itu tidak berpihak pada harapan kita kali ini saja. Apakah jalan yang kita tempuh bersama akan berakhir di sini? Apakah kita diperuntukkan agar berjalan di jalan masing masing? Kini terlalu banyak pertanyaan yang berlalu lalang di pikiranku tanpa adanya jawaban yang dapat menjawab segalanya. Aku… butuh jawaban dari semua pertanyaan itu, sepertinya aku tidak bisa mendesak takdir untuk menjawab pertanyaanku.
Aku terdasar dari lamunanku tadi, haha sepertinya aku amat teramat merindukan sosok dirinya yang selalu bersamaku dulu, tak pernah lepas dan selalu berada di sampingku di kala suka maupun duka, aku menggelengkan kepalaku dan terus beranjak sampai ke rumah tanpa memikirkan apapun, sesampai di rumah aku memperhatikan pintu rumahku, ah iya dulu kamu sering ada di sini, mau itu pagi, siang, ataupun malam hari, kamu pasti berkunjung setiap hari, ah aku teringat lagi dengan kenangan kenangan itu.