Namun semua hiruk-pikuk itu tidak juga disadari si remaja. Lihatlah, hanya butuh waktu kurang dari setengah jam, keadaannya sudah kembali seperti sedia kala. Sekarang ia tidak lagi berjelajah di media sosial. Namun, beralih bermain mobile game secara multiplayer bersama teman-temannya. Wajahnya nampak gembira, sesekali ekspresinya berubah kesal ketika koneksi internet-nya memburuk atau rekan setimnya melakukan kesalahan. Ketika itu terjadi, biasanya ia akan berteriak sambil memaki-maki ke layar handphone-nya. Entah siapa atau apa yang ia damprat.
Kalian mungkin akan heran melihat tingkah laku si remaja. Bagimana mungkin ia tidak menyadari sebuah bencana yang terjadi tak jauh dari tempatnya berbaring nyaman? Tapi begitulah kenyataannya. Soal apa yang membuatnya begitu abai hingga dunia di sekitarnya seolah-olah hilang begitu saja, hanya tuhan yang tahu alasannya. Mungkin, dunia maya telah menyita seluruh perhatiannya sehingga ia tidak lagi peka. Mungkin karena itulah, ia sama sekali tidak menyadari bahwa puluhan orang sedang berjuang demi seorang tetangga yang bahkan tidak ia kenal sama sekali. Atau mungkin ia sebenarnya sadar akan apa yang sedang terjadi. Hanya saja, ia memilih untuk abai.(*)
Muh. Awal Rif’at
MAS Pesantren IMMIM Putra Makassar
IG: @awal.rifaat