KEKER.FAJAR.CO.ID – Hari terik seperti biasa di kota. Aku yang baru pulang sekolah kembali menunggu bus siang di halte yang biasa, tapi hari ini ada yang berbeda. Ada seorang gadis di sampingku, dia terlihat focus pada hanphonenya yang mengeluarkan soundeffect yang familiar. “Main Era-Z juga?” tanyaku pada sang gadis, ia menoleh, “Iya”.
Itulah pertemuanku dengan Tera, satu-satunya player Era-Z yang kukenal di real-life. Sejak hari itu malam-malam kuhabiskan mabar dengan Tera, gadis dari sekolah lain yang kutemui di halte bus setiap harinya, bukan apa-apa, kami hanya mabar sembari menunggu bus kami masing-masing dan saat busnya datang, rasa sunyi menyelimuti, tapi… saat aku kembali ke rumah, aku dapat kembali dihangatkan suara Tera. ya, biarpun Tera selalu terdengar dingin dan lesu.
Hari-hari selanjutnya aku mulai memperhatikan Tera, gadis SMA sebelah dengan rambut pendek sebahu, kadang berantak, kulitnya pucat, sepertinya Tera bukan gadis yang terlalu peduli soal penampilan, dia tidak terlalu banyak bicara saat kami beretemu di halte bus, tak secerewet saat kami main di rumah masing-masing, dia selalu memakai jaket aba-abu bertuliskan “Rhodes Island’ dengan gambar pion benteng catur, entah apa artinya, aku tak tahu, yang aku tahu hanya satu, Tera sekarang menjadi sahabatku.
“Tera” Ucapku. “Hmm..?” Tera menjawab, walau matanya masih terus menatap layar handphonenya. Jujur aku mulai khawatir soal penampilan Tera yang selalu terlihat sakit “Kamu sakit ya?” Tanyaku. “Kenapa nanya begitu?” Ia sekarang mengalihkan pandanganya padaku. “Nanya aja, abisnya kamu selalu keliatan pucat-lesu, kayak… zombie” Tera tertawa kecil “Ih, kamu kok care banget sih hahaha” Aku hanya terus memperhatikan Tera yang tak pernah menjawab pertanyaanku dengan serius. “Dari lahir udah gini” Katanya.
Dalam lamunanku sendiri aku mulai bertanya pada diriku sendiri, apa aku suka pada Tera? Aku menghela napas “ya tentu” Ucapku dalam hati, “Yaudah, lanjut main” Ucapku pada Tera.
Aku dan Tera semakin dekat, bahkan kadang rasanya terlalu dekat, kami tak ragu-ragu meng-roast satu sama lain, bagiku, Tera sekarang adalah teman paling dekat, ya hari-hariku diisi olehnya, oleh gadis lesu kayak orang sakit yang tak banyak bicara, “Hahah! Tadi zombie bisa stuck gitu ya” Tera tertawa dengan gemasnya.“Iyatuh, dasar ini game ngebug doang kerjaannya” Lanjutku, ada sedikit jeda keheningan sampai Tera melanjutkan perkataanya.“Eh, aku off dulu ya, capek, rasanya aku kurang sehat” Kurang sehat? Sekarang barus sakit betulan? “Buset baru juga 1 kali run, yaudah, kita lanjutin besok aja, di halte, istirahat yang banyak, biar gak lesu dan capek yang kemarin-kemarin, aku penasaran kalo kamu full of energy itu kayak gimana,” Tera melanjutkan “Yaudah, pamit off dulu, dah” Lagi-lagi, sunyi kembali menyelimuti, kini… aku tak sabar untuk besok,
Hari terik seperti biasanya, hari ini… dia tak ada di halte bus, beli motor kah? Aku mencoba menghubunginya lewat game, dia terakhir online 4 jam lalu, dasar pasti dia main pas-PBM, aku menunggunya, menunggu si gadis berjaket yang tak kunjung datang, bahkan sampai busku muncul.