Baca Cerpen Mengharukan Ini, Berjudul ‘Ibuku Segalanya’

  • Bagikan

Ibuku Segalanya

Nama saya HA, saya adalah anak pertama dari dua bersaudara, saya lahir di Pinrang, tanggal 29 April 2004, tepat jam 8 pagi pada hari Kamis. Ibu dan ayah sangat mencintai dan menyayangiku sepenuh hati, saya senang akan hal itu karena setiap anak pasti membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya, bersyukur dengan hal itu aku selalu berdoa agar kedua orang tuaku diberi umur panjang, sehat selalu, dan diberi rezeki berlimpah.

Ayahku bernama H, beliau bekerja sebagai petani, setiap hari ayah selalu berangkat pagi ke sawah untuk menafkahi keluarga, dan ibu yang setiap pagi selalu sibuk untuk mengurus keperluan ayah, aku, dan adikku yang bernama A.

Saya dan adikku dididik menjadi anak yang berbakti, sopan-santun, rajin, serta berprestasi. Sejak TK, aku selalu mendapatkan penghargaan, piala, serta pujian dari guru, teman, dan keluargaku. Saya sangat bangga dengan hal itu, dengan banyaknya pujian dan hasil belajar yang kugapai, serta bimbingan dari guru dan orang tuaku, aku merasa sangat bangga pada diriku sehingga menimbulkan motivasi dalam hidupku, untuk selalu belajar dan menggapai hasil yang memuaskan dan sukses suatu saat nanti, dengan adanya doa orang tua, dan usahaku, akan mempermudah jalanku menuju kesuksesan.

Ayah dan ibu adalah sepasang insan yang selalu bertengkar, namun tidak dapat berpisah, karena dia saling melengkapi, ibuku yang sabar dan lembut bisa meluluhkan hati seorang ayahku yang keras dan dingin. Aku selalu berpikir apa mungkin ayahku sudah benar-benar berubah? Hanya itu terlintas dalam pikiranku dan adikku, saat suasana keluarga sudah kembali harmonis, aku selalu berdoa agar ayah dan ibu tidak berpisah, aku sangat menyayangi mereka.

Usiaku kini sudah beranjak 15 tahun, artinya aku sudah duduk di bangku SMA kelas 1, hari pertamaku sekolah di SMAN 7 Pinrang, ibuku dan ayah mempersiapkan semua kebutuhan sekolahku, aku sangat senang, hari pertama aku masuk sekolah ada pengumuman saat jam istirahat, yaitu yang ingin menjadi anggota PASKIB Kecamatan. Dengan senang hati aku menulis namaku di formulir pendaftaran, melakukan pengukuran tinggi, tes fisik, aku lolos, aku sangat bahagia, sepulang sekolah aku memberitahu ibu dan ayah kabar ini.

Ibu yang membantuku untuk mengenakan baju PDU serta atribut-atributnya, sehingga aku terlihat sangat rapi. Saat ibu memakaikanku songkok PASKIBRA, dia meneteskan air mata. Lantas, aku bertanya kepada ibuku “Kenapa ibu menangis” ucapku sambil menatap ibu dengan mata yang berkaca-kaca. Ibu berkata, “Aku sangat bangga dan terharu nak.” Entah kenapa dia masih meneteskan air mata lagi seraya berkata, “Ini mungkin adalah kenang-kenangan yang paling ibu ingat dari kamu nak, melihat wajahmu, senyummu, melengkapi semua keperluanmu.” dalam hatiku bertanya “Maksud dari perkataan ibu apa Ya Allah?” Setelah ibu memberiku pernyataan itu aku selalu memikirkan kata-katanya, tapi aku mencoba untuk berpikir jernih mungkin ibu hanya bangga padaku dan terharu.

Saat pengibaran bendera, namaku dan nama orang tuaku disebut, rasanya bahagia sekali nama orang tuaku bergema di udara saat disebut. Setelah selesai pengibaran, ibu datang kepadaku dan memelukku hingga meneteskan air mata, lalu aku bertanya “Ibu kenapa?” ibu menjawab sambil memelukku “Nak, ibu bangga sekali, ibu berdoa agar kamu bisa menggapaicita-citamu.”

Setelah bahagia itu berlalu, kembali terjadi kesedihan di keluargaku, ibuku menemukan sesuatu di handphone ayah yang membuat ibu sakit hati dan selalu memendamnya sendirian, hingga pada suatu hari aku menyadari, ibu selalu terlihat lelah, mengkhayal, bahkan badan ibu terlihat kurus. Aku bertanya kepada ibu “Ada masalah apa ibu? Ceritakanlah kepadaku mungkin dengan ibu bercerita bisa mengurangi beban pikiran ibu.”

Ibuku menceritakan semua apa yang dilihat di handphone ayah, aku terkejut mendengarnya, perasaanku campur aduk, sedih, kecewa, dan ingin menjauh dari kehidupan ayahku yang sudah berjanji akan berubah. Aku benar-benar kecewa mendengar kenyataan ini.

  • Bagikan