Baca Cerpen “Nanti saja!”, Tentang Seorang Penulis yang Keras Kepala

  • Bagikan
keker

“Tidak usah!”

Jam istarahat pun tiba.

“Dita ke kantin yuk”

“Iya, tunggu, aku ambil uang dulu.”

“Kamu ga mau jajan?”

Tanya Dita kepadaku

“Aku bawa makanan sendiri”

“Lea, jadi ke kantin bareng gak?”

“Hmm aku kayaknya gak jadi ke kantin, kalian duluan ya.”

Dita duduk disampingku dan terus saja ‘memancing’ ku agar bicara

“Maumu apa sih! gak liat apa, aku lagi makan.”

“Aku hanya imgin berteman dengan mu.”

Itu pertama kali nya aku mendengar ada orang berkata seperti itu padaku. Seiring berjalannya waktu entah bagaimanaseperti sebuah keajaiban aku bersahabat dengan Dita. Datanglah hari dimana aku memberitahu nya tentang rahasiaku yaitu ‘buku perasaan’ ku.

“Wow aku tidak menyangka kau sangat berbakat dalam hal menulis”

“Iya, tapi ini hanya rahasia kita berdua.”

“Baiklah tapi, kenapa kau ingin menyembunyikan ini.”

“Karena… ada lah pokoknya.”

Aku sudah menceritakan tentang pertemanan ku pada kalian sekarang aku akan menceritakan pertengkaran ku dengan Dita.

Setelah aku memperlihatkan buku perasaanku kepada Dita, besok nya di kelas tiba tiba ada pengumuman bahwa Ditaakan mengikuti lomba menulis untuk 17 agustus di Malang. Aku penasaran cerita apa yang ditulis Dita sehingga dapatmelalui babak seleksi akupun bertanya pada Dita

“Ciee ada yang ikut lomba niiih selamat yaa.”

Dita tidak merespon kata kata ku

“Hei aku mau tau dong cer-“

“Dita ke kantin yu.”

“Ayo, aku ambil uang ku dulu.”

Pertama aku kira dia tidak mendengarku tapi saat aku keluardari kelas segerombolan orang sedang berkumpul di depanmajalah dinding sekolah karena penasaran aku ikut melihatapa yang terjadi dan ternyata mereka sedang mengagumicerita yang dibuat oleh Dita ada juga yang membuatnya sampai lolos babak seleksi.

Cerita cerita itu adalah karya karya ku. Aku terkejut, tidakbisa berkata kata. Dita mengambil semua karya karya ku dan mengklaim bahwa itu punya nya. Hati ku sangat sakit, aku bergegas ke tempat sunyi untuk menangis.

Bel sekolah berbunyi menandakan waktu nya untuk pulang. Aku begegas pulang ke rumah, balap menggunakan sepeda kudan menceritakan kejadian tadi dengan ibu. Selama ini akutakut mengikuti lomba lomba karena aku pernah mencobaberkali kali mengikuti lomba menulis dan aku selalu di ejekkarena aku selalu gagal, jika aku menyebar karya karyaku di buku perasaan ku aku takut di tertawai lagi.

*Sesampainya di rumah

“Jadi selama ini itu sebabnya kau tidak mau mempublikasikan karya karyamu.”

“Kadang memang kita harus di bawah untuk bisa naik.”

“Kau tidak boleh mengatakan ‘nanti saja’, ‘lain kali’ dan lain lain kalau takut gagal.”

Ujar ibu menasehati ku.

“Sekarang coba kau ikut juga dalam lomba itu.”

Ibu menyuruhku mengikuti lomba yang sama dengan Dita

“Tapi aku takut akan di ejek lagi dan lagi.”

“Tidak usah takut, ibu akan selalu ada untuk mendukungmu.”

Aku pun mengikuti lomba itu dan mengejutkannya aku masukbabak final, aku tidak menyangka ini akan terjadi. SedangkaDita, dia hanya sampai babak 2. Akhirnya aku memenangkanlomba tersebut.

Saat ini umurku telah mencapai 25 tahun dan aku masih suka menulis. Aku telah menulis banyak buku buku terkenal. Bukuku yang paling terkenal adalah yang berbahasa Inggris, Indonesia sampai ke mancan negara berjudul ‘Diriku’ buku itu juga membuatku semakin terkenal dan membuatkumendapat banyak undangan untuk mengajari budaya,sejarah ataupun alam yang ada di Indonesia ke luar. ‘Diriku’ menceritakan tentang betapa cintanya aku dengan negaraku. Disaat aku lagi putus asa aku mengingat perjuangan para pahlawan yang tidak pernah putus asa meski gagal beberapakali, dan jika sedang stress aku memandangi foto foto pemandangan indah alam Indonesia. (*)

Siti Alayka AlmaghfiraSMP IT Al-Biruni Mandiri JipangIG : @basic.eajlykx

  • Bagikan

Exit mobile version