KEKER.FAJAR.CO.ID – Sagara Erlangga adalah salah satu murid terkenal dengan kebijaksanaannya di Sekolah. Dia merupakan ketua OSIS terpilih dan menjadi siswa favorit para guru. Pada saat kepengurusan berjalan tiga bulan, Sekretaris OSIS mengundurkan diri dan harus melakukan pemilihan sekretaris baru. Akan ada dua kandidat nantinya, Vani dan Bella.
Pagi ini para anggota OSIS bergegas ke ruangan karena akan segera dilaksanakan pemilihan Sekretaris baru. Tak lama kemudian salah satu kandidat, menyapa Sagara. Ia adalah Vani murid yang ramah dengan ciri khas lesung pipi dan kacamata bulatnya. Sudah banyak prestasi yang ia raih di sekolah ini.
“Hai Vani. Gimana, sudah siap?.” Balas Sagara sambil bergurau.
“Harus siap dong.” Membalasnya dengan senyuman manis.
Setiba mereka dalam ruangan, mereka memutuskan untuk duduk bersebelahan di bangku terdepan. Tiba-tiba Bella datang duduk di samping Vani. “Hai Vani, apa kabarnya pagi ini? Sudah siap kalah?.” Tanya Bella dengan nada angkuh sambil menepuk bahu Vani.
Sagara risih dengan ucapan Bella sehingga hendak menegurnya. “Tidak apa-apa.” Ucap Vani sambil menenangkan Sagara.
Beberapa saat kemudian Ibu Rani memasuki ruangan sembari memberi salam pada anak-anak dan segera memulai pemilihan. Ibu Rani adalah guru yang sekaligus menjadi Pembina OSIS. “Baiklah, sebelum kita memulai pemilihan, Ibu ingin memberitahukan bahwa yang memilih hanyalah anggota OSIS.”
“Sial.” Gumam Bella setelah mendengar pernyataan Ibu Rani.
Kedua kandidat akan diberi pertanyaan berdasarkan tugas mereka nanti. Dalam sesi tanya jawab Vani lebih jelas menguasai materi sedangkan, Bella lebih fasih dalam menyampaikan gagasannya. Selanjutnya, mereka dipersilahkan untuk menyakinkan pembina dan anggota OSIS lainnya bahwa mereka layak menjadi sekretaris baru. Sesekali terjadi perdebatan di antara Vani dan Bella.
Saatnya pengumpulan suara. Vani terlihat sangat gugup sedangkan Bella lebih santai dan percaya diri.“Baiklah, Ibu umumkan yang terpilih sebagai sekretaris OSIS baru adalah, Vani!.” Suara riuh ucapan selamat kepada Vani mengisi ruangan. Rasa bangga dan haru terpancar dari wajah Vani.
Dan sesaat Ibu Rani meninggalkan ruangan, Bella berulah. Bella tiba-tiba menarik rambut Vani yang nyaris terdorong ke belakang.
“Aughh, sakit.” Jerit Vani.