KEKER.FAJAR.CO.ID – Sambil menikmati suasana sore, Neina bersiap-siap untuk jalan keluar membeli camilan di persimpangan jalan. Sepanjang jalan ia menyapa semua tetangganya ada yang sedang menyapu halaman, bermain dengan anak-anak, dan juga mengecat ulang rumah mereka dengan warna yang baru dari warna sebelumnya.
Neina adalah orang yang sangat ramah tetapi ia juga orang yang jahil. Dari kejauhan, Neina bisa melihat Ayu yang sedang cemas tak karuan.
“Hei, Ayu. Apa yang membuatmu cemas begitu?” Bingung Neina.“Dompetku hilang, Nei. Seingatku, aku menyimpannya di pos ronda ini saat istirahat tadi.” Cemas Ayu.“Aku akan membantumu mencarinya.”
Mereka berdua sibuk mencari dompet Ayu. 10 menit sudah berlalu, Neina sudah kehabisan energi untuk membantu. Saat Neina ingin duduk di pos ronda tersebut, ia merasa seperti menduduki sesuatu yang ternyata saat ia lihat itu adalah sebuah dompet. Tidak lupa, Neina adalah orang yang jahil. Ia punya ide.
“Astaga, Yu. Aku baru ingat tentang berita ini. Katanya akhir-akhir ini sering muncul kuntilanak yang serupa dengan manusia lho. Kata orang sih, ciri-cirinya baunya seperti bunga melati, rambutnya berantakan dan tangannya penuh dengan bercak merah. Siapa tahu dia yang mengambil dompetmu yang ketinggalan di dekat sini?”
“Mana ada, kamu jangan mengada-ada deh,”“Kalau tidak percaya, aku tantang kamu kesini jam 10 malam nanti ya. Aku tunggu di pos ronda ini.”“Oke, siapa takut?”
Mereka berdua pun pulang karena masjid sudah membunyikan sholawat pertanda waktu maghrib sudah terhitung menit. Neina melupakan tujuan awalnya untuk membeli cemilan karena terlalu tidak sabar ingin menjaili Ayu.
Sesampainya dirumah, Neina langsung menyalakan televisi untuk menonton di ruang keluarga sampai ia ketiduran. Malam hari pun tiba, Neina melihat jam dinding dengan wajah terkejut. Jam menunjukkan sudah pukul 22.08. Ia langsung terbirit-birit untuk menyusul Ayu ke pos ronda tanpa melihat penampilannya yang berantakan setelah bangun tidur.
“Mau kemana kamu memakai baju tidur dengan rambut berantakan seperti itu?” Bingung ibu Neina.
Neina tak menjawab. Baru saja ia ingin keluar dari rumah, tetapi ia melihat ibunya yang sedang membuka paket akhirnya ikut penasaran. Ibu membeli parfum. Tanpa pikir panjang, ia langsung menyemprotkan ke tubuhnya karena ia malu jika berbau tidak enak setelah bangun tidur, setelah itu baru ia menyusul ke pos ronda.
“Dompet siapa ini?” Tanya Ibu Neina“Oh, Iya. Aku hampir melupakannya. Terima kasih bu, aku pergi dulu untuk mengembalikannya.”
Ia berlari sampai terengah-engah. Berpikir untuk berhenti sejenak di jalan, ia menyandarkan tangannya ke dinding untuk mengatur nafasnya.
Saat Neina baru saja ingin melanjutkan perjalanan, ia kaget karena ternyata dinding yang ia gunakan untuk menyandarkan tangannya adalah dinding yang baru saja di cat tadi sore alias dinding yang masih basah dengan cat baru berwarna merah. Ia tidak peduli dan segera menyusul Ayu ke pos ronda tanpa memedulikan penampilan nya saat ini.“Maaf, Ayu. Aku ketiduran.”
Neina bingung karena melihat Ayu yang melihatnya dengan ketakutan.
“Kamu kenapa melihatku seperti itu?” Tanya Neina sambil melangkah mendekati Ayu.