KEKER.FAJAR.CO.ID – Zea Devana dan Zeo Alexandra merupakan sepasang kekasih sejak mereka SMP. Mereka berdua memiliki pribadi yang humoris dan suka bercanda. Zea, cewek yang lumayan cerdas, pendiam, dan rendah hati. Sedangkan Zeo cowok yang banyak tingkah, jail, dan suka bermain seperti anak kecil.
Walau tingkah Zeo seperti anak kecil, namun ia sangat dewasa dan peduli terhadap orang lain. Zeomengungkapkan rasa pedulinya lebih banyak lewat tindakan, bukan kata-kata. Love language Zeo adalah act of service sedangkan Zea physical touch. Oleh karena itu, Zeo selalu mengerti bahwa Zea butuh kontak fisik untuk merasa disayangi seperti pelukan, elus-elus kepala, dan berpegangan tangan.Mereka sudah kenal sejak lama dan selalu jujur satu sama lain. Zea selalu peka dan memahami perasaan Zeo, begitu juga sebaliknya. Mereka saling memahami dan saling menenangkan.
Zea dan Zeo punya lagu favorit bersama, judulnya “Last Night on Earth” oleh ‘Green Day’. Zea bekerja sebagai Arsitek dan Zeo bekerja sebagai pengacara. Keduanya benar-benar sibuk hingga jarang bersenang-senang bersama.
Suatu siang menjelang sore, mereka pulang lebih awal. Zeo menjemput Zea di tempat kerjanya. Selama di perjalanan pulang bersama, Zeo memutar lagu favorit mereka “Last Night on Earth”. Zea sangat menyukai lagu itu. “ Buset, kaya di drama aja ya, kita di mobil berdua sambil dengar lagu” ucap Zea. “Rill cuyy, kaloperlu gue pegang juga tangan lu biar makin romantis srepet” balas Zeo. “Gausa sok-sokan lu, fokus aja megang setir, ntar nabrak kan galucu” seru Zea ngelawak.
Mereka tertawa sambil menyanyikan lirik-lirik lagu favorit mereka itu. Awalnya mereka berencana pergi bermain di Arcade. Namun Zeo tiba-tiba bertanya “Cuy kalo dipikir-pikir mager juga ya main. Lu mau liat sunset aja ga? Di pantai biasaahh biar keliatan kaya anak senja indie indie gituu hahay”. “Kece juga,gue sebenarnya mager juga si jadi gas ngeng pantaaiii uhuyy!!!” seru Zea bersemangat.
Sesampainya di pantai, mereka duduk di bebatuan besar sembari menunggu sunset. Mereka mendengar lagu-lagu favorit mereka di satu earphone yang sama.
Sudah jam 8 malam, mereka akan berangkat pulang. “Zeo cuy, gue mau ngajak lu ke suatu tempat ya. Lu nyetir aja, nanti gue tunjukin jalannya.” kata Zea saat mereka baru masuk ke dalam mobil. “Buset, ada apanich ihihiy” kata Zeo penasaran. “Udah nyetir aja, nanti juga tau.” Kata Zea.
Mereka sampai di sebuah loteng sebuah gedung tinggi. Zea menunjuk ke arah pemandangan malam di hadapan mereka. Dari ketinggian, mereka bisa mendengar hiruk pikuk kota di malam hari. Suara klakson mobil, suara mesin perbaikan jalan, dan suara-suara dari manusia yang tengah terlarut dalamperbincangan. Pemandangannya sangat menakjubkan. Cahaya remang dari rumah kecil yang hangat di pinggir taman, lampu-lampu gedung tinggi, lampu-lampu kendaraan, dan orang-orang yang berlalu lalang. “Zea…” kata Zeo terpesona. Matanya berbinar-binar, pupil matanya membesar, dan secercahsenyuman manis mengangkat garis bibirnya. “Indah kan, Zeo. Perasaan seperti ini yang gue rasain setiap sama lu. Perasaan semangat, terpesona, senang, dan rasanya waktu berjalan sangat lambat. Buset kita jadi deeptalk tapi gapapa sekali-kali.” Kata Zea.