Magdalena I. Ovi selaku penulis buku mengungkapkan harapannya untuk remaja yang telah membaca ini agar bisa lebih terinspirasi untuk lebih mengenal diri sendiri. “Semoga mereka bisa membuka komunikasi dengan orangtua, paham akan bahaya abusive relatiship danmemakami makna respect,” harapnya.
Fathiyah Muinah selaku Bookstagram Sulsel sangat terkesan saat membaca buku ini. “Kesan setelah aku baca buku ini, aku kagum dengan ilustrasinya yang memanjakan mata. Seolah kita bisa membayangkan situasi ceritanya. Tokoh karakternya juga unik dan berciri khas,” kesannya.
ia juga mengungkapkan perasaannya setelah membaca buku itu. Ada rasa sedih, tapi ada bahagianya juga membaca kisah Jilla. Karakter di dalam buku ini juga cukup kuat dan menambah kesan hidup ceritanya, sehingga pas baca aku larut dalam perasaan masing-masing tokoh karakternya. “Menurutku, buku ini heartwarming banget untuk dibaca, karena benyak mengajarkan kita tentang arti kebersamaan, berani mencoba dengan hal baru,” ungkapnya.
Salah satu siswi SMAN 9 Makassar, A. Farina Aura Aulya Hermansyah yang sudah membaca novel Segitiga Tak Bertitik Temu juga turut berkomentar. “Awalnya saya pikir bukunya akan ‘kuno’ karena tulisan dalam buku dibuat jauh sebelum bukunya terbit tapi ternyata tidak bukuya sangat menarik untuk dibaca remaja seusia saya,” katanya. (*)