Cerpen Nasihat Bijak, Hana dan Idolanya

  • Bagikan
keker

“Mau, kalau kamu gimana?” Disini bisa terlihat jika Muti fans fanatik Jonathan. “Kalau aku sih tergantung dari ibu aku.”

Kita menghelah nafas bersamaan. “Hah. Ibu kamu lagi, yah?” Aku membalasnya dengan anggukan.

“Coba kamu minta izin dulu sebentar. Kalau tidak bisa, yah tidak bisa dipaksa juga kan.”


“Maaf, Hana. Acara fanmeet apa sampai jam 8 malam? Ibu larang.”

“Kenapa? Aku hanya ingin mengikutinya karena Jonathan lagi ada di sini. Kesempatan sekali seumur hidup. Apakah ibu benar-benar tidak mengizinkanku?”

“Sayang, Ibu tidak melarang tetapi kamu adalah seorang gadis. Ibu sangat khawatir jika di luar sana terjadi apa-apa kepadamu.”Mendengar kalimat seperti itu, emosi Hana mulai muncul.

“Ibu, kemarin kakak pergi konser dan pulang tengah malam. Ibu berlaku seperti itu hal yang baik-baik saja. Bisa jadi aku pulang sebelum jam 8 malam. Tidak seperti kakak yang pulang jam 11 malam. Jonathan adalah orang pintar. Aku hanya ingin mendapatkan motivasinya untuk belajar lebih giat lagi. Apakah itu salah?”

Aku keluar membanting pintu. Tangisannya sudah tak bisa aku tahan. “Muti, aku membutuhkanmu saat ini,” perihku.

Ia sudah mendengar kejadian yang menimpa Hana.

“Yah, mau gimana lagi. Sudah aku katakan daritadi. Jika ibumu tidak mengizinkannya, tidak apa-apa. Aku juga tidak perlu ikut,” senyumnya.

“Kenapa? Bukannya itu impianmu bertemu dengan Jonathan?”

“Kan kita masih sering menonton videonya setiap hari. Dia tidak mungkin mengingat satu persatu wajah fans-nya. Daripada menghabiskan uang untuk fanmeet lebih baik membeli buku atau hal apapun yang lebih bermanfaat. Ibu kamu benar. Dia tidak mau kamu terjerumus hal yang berbahaya seperti kakak kamu.”

Aku melihatnya sembari ia jelaskan semuanya membuatku bisa menenangkan diri.

“Makasih, Muti. Kamu sangat membantuku.”“Ingat kata Jonathan. Karena nyatanya menunggu dan mencoba mengerti rencana Tuhan itu tidak pernah mudah. Rencana tuhan kali ini belum berpihak ke kamu mungkin tapi jangan menyerah!”

Aku heran mendengar kalimat itu. “Lah, aku tidak pernah mendengar kalimat itu?” Ia tertawa. “Iyalah, kan bukunya baru sampai di kamu kemarin hehehe”

“IHHH KENAPA KAMU SPOILER?!?! MUTIIII” teriakku yang membuatnya tertawa kembali.

Dibalik teriak itu, ibu mendengar percakapan telepon mereka merasa bersalah dan berterima kasih kepada temannya karena membuat Hana mengerti.

-THE END-

Rifdah AzzahrahSMA Plus Al-Ashri Global MandiriIG: @rfdhazz

  • Bagikan