“Baiklah kamu beristirahat dahulu sampai jantungmu stabil.”
Erica meninggalkanku dan aku pun menangis hingga aku tertidur lagi. Setelah tiga hari hanya di kasur, aku terbangun lagi dan Erica berada di sampingku.
“Maukah kau kuajarkan berbagai hal berharga di dunia ini? Aku tahu dunia ini memiliki hal yang sangat banyak untuk ditelusuri, tetapi maukah kau menelusuri dunia digital bersamaku?” Tanya Erica dengan senyuman yang lebar.
Aku hanya mengangguk walaupun tidak tahu maksudnya secara jelas. Erica mengajariku banyak hal tentang sesuatu yang canggih itu. Erica menjelaskanku tentang penggunaan komputer, mekanisme jantung buatan, dan berbagai alatnya yang sangat canggih.
Empat tahun berlalu dan aku sudah menginjak usia 16 tahun. Aku telah mempelajari banyak hal mengenai dunia teknologi. Erica melihat bakatku selama ini dan aku pun diajak bergabung dalam agensi agen mata-mata.
Selama ini, Erica adalah seorang mata-mata yang bertugas di Kota Granville dan sekitarnya. Desaku memang tidak jauh dari Kota Granville, karena itu Erica hadir pada insiden itu. Aku dengan senang hati menerima ajakannya dan membantunya di divisi teknologi.
Misiku dimulai! Hari ini aku pergi ke markas mereka. Erica memanduku memasuki ruangan besar yang berisi puluhan laptop dan alat canggih. Aku duduk di kursiku dan memulai pekerjaanku. Untuk tugas pertamaku, aku disuruh memantau dan membantu penyergapan Mafia Senja di Museum Tua di bagian selatan Kota Granville.
Aku membantu memberikan informasi melalui pengamatanku dari drone yang telah diluncurkan di sekitar daerah itu. Berkat bantuanku, aku berhasil memberikan informasi dan membantu mengatur gerak-gerik agen-agen kami dalam menyergap musuh dan misi kami berhasil.
Misi selanjutnya aku membantu dalam penemuan dan penyergapan Markas Sekte Devil Paimont. Sekte ini menculik wanita muda sebagai alat untuk pemujaan kepada iblis. Pertama aku melacak keberadaan markas mereka dengan melihat berbagai cctv dan drone di kota. Aku menemukan beberapa orang yang diduga sebagai anggota sekte itu. Aku mengikutinya hingga orang itu sampai ke bangunan tua. Dengan menggunakan droneku, aku mendapatkan denah lengkap bangunan itu dan memberikan informasi kepada agen kami. Mereka pun mulai menyusun strategi penyergapan.
Walau jumlah kami yang kurang, kami masih bisa melawan musuh dengan droneku untuk melacak musuh dan mengarahkan para agen. Hingga agen kami berhasil sampai ke ruang utama dan memulai pertarungan. Dengan droneku aku menembakkan peluru kepada musuh agar dapat membantu agen kami.
Penyergapan berhasil dan agen kami mulai membersihkan tempat itu dan kembali ke markas. Aku senang karena bisa membantu menjaga keamanan para warga. Sekarang aku akhirnya bisa berguna walaupun aku tahu waktuku sudah tidak lama lagi. (*)