Ikuti Kisah Sky di Cerpen After the Storm

  • Bagikan
keker

“Oooh okai, Yaudah karena udah bel juga Thanks ya langit.”

“Langit?” Tatapku heran.

“Iya lo langit, Sky kan?”

“Ooh HAHAAHAHA bisa aja lu singa” ketawaku sambil mengejeknya balik.

“Eh btw rumah lo dimana?” Tanya singa eh maksudnya Lyoren.

“Di jalan Jambu Perumahan Star five Blok 2 nomor 20. Kenapa? Mau goputin (Go-Food) gua yak? Makasih banyak loh kak hahaha” Jawabku sambil bercanda.

“Wuih searah ternyata kita frens cuman gak sehati aja hahaaha. Btw lo holkay (orang kaya) ya? Soalnya kan perumahan Bintang Lima (Star Five)”

“WEHAAHAHA lawak lo!” sambil tertawa lepas.

“GUYS!” Tiba- tiba seseorang yang di kenal sebagai ketua kelas kami yaitu Daylane berteriak sehingga menjadi perhatian semua orang.

“GUE CUMAN MAU BILANG MAKASIH UNTUK HARI INI DAN SALAM KENAL BUAT KALIAN SEMUA”Seolah-olah direncanakan kami serentak menjawab

“IYA SAMA-SAMA SALKEN JUGA”

“Eh Sky mau pulang bareng gak?” Tanya Lyoren tiba-tiba.

“Ha? Enggak dulu deh gue bawa motor soalnya”

“Gak, maksud gue pulang bareng itu, gue nebeng lo AHAHAHA. Dari pada gue pulang pake ojol kan mending sama lo, searah juga sama gua. Lagian uangnya bisa gue pake buat top up game AAHAHAHA.”

“Dasar Monyet lo! Yaudah si tapi lo yang bawa yak, yakali cewe di suruh bonceng cowo. Eh tapi wait. Emang lo bawa helm?”

“Bawa dong! nih, sini mana kunci motornya.” Sambil memperlihatkan helmnya.

“Nih, jangan ngebut yak!” melempar kunci motornya lalu lanjut memakai helmku.

“SIAP BOZ ” Teriaknya sambil melajukan motor.

Di perjalanan kita membicarakan banyak hal, ia tak seperti Lyoren yang aku lihat saat di kelas tadi. Ternyata alasan dia seperti itu adalah karena merasa kami masih baru kenalan dan masih merasa malu untuk berbicara. Setelah aku sampai di rumah, aku membuka grup kelasku yang sangat ramai. Ternyata alasan mereka semua hampir sama dengan Lyoren.

Setelah hari itu kelasku perlahan-lahanpun menjadi kelas yang pada umumnya. Pandemi pun perlahan-lahan menghilang dari bumi kita tercinta. Walaupun begitu, mungkin karena kebiasaan protokol kesehatan masih di lakukan sampai saat ini.

Ada baiknya juga kita dilanda musibah seperti ini. Kita diarahkan untuk lebih mensyukuri segala hal dari yang paling kecil sampai yang besar. Dan membuat kita juga lebih bersih dari sebelumya. Sebelumnya polusi sangat banyak tetapi semenjak pandemi udara perlahan-lahan membaik. (*)

Auliyah AzzzahraSMK SMAK MAKASSARIG: itsmer_ara

  • Bagikan