KEKER.FAJAR.CO.ID – Kalian percaya tidak, kalau semua ending akan berakhir dengan perpisahan???”Aku juga lelah dengan semua ini, bersikap seolah baik-baik saja di luaran sana. Padahal nyatanya aku sangat hancur, hidupku tidak tentu arah.”
Rendra dan Tio merupakan seorang sahabat yang sudah berjanji untuk bisa selalu hidup bersama, memiliki istri yang cantik dan ingin mengikat anak mereka dengan ikatan persahabatan atau mungkin “perjodohan”.
Rendra adalah seorang yang penyakitan, namun ia selalu semangat untuk menjalani hidupnya, sedangkan Tio adalah satu satunya orang yang ingin menjadi teman untuk Rendra. Dari sekolah dasar mereka selalu bersama sampai ada orang yang mengatakan bahwa mereka adalah seorang saudara kembar
Singkat waktu, sampailah sekarang mereka di umur 17 tahun, masa dewasa sudah ada di depan mereka. Kebebasan, kesenangan akan menghampiri, namun tidak dengan Rendra yang masih harus rutin untuk keluar masuk rumah sakit karena penyakitnya. Hanya Tio yang selalu ada di samping Rendra, menyemangati dan selalu ada untuk Rendra “Terkadang aku berpikir untuk menyerah pada dunia ini.” Ucap Rendra dengan infus di tangannya
“Tuhan gak akan ngasih cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya, Rendra. Kamu udah bertahan sejauh ini buat diri kamu sendiri, itu tandanya kamu mampu. Kamu hebat. Kalau kamu capek, ada aku di sini. Kamu bisa bagi semuanya sama aku, aku gak akan kemana-mana.” Jawab Tio dengan mengusap rambut rendra
Menurut Tio, menemani Rendra di rumah sakit bukanlah suatu masalah karena bukan kah persahabatan mereka sudah menginjak 10 tahun? Hingga suatu saat Rendra yang sedang asik bermain game, mendapatkan telepon dari bunda Tio. “Halo bunda, selamat sore ” Ucap Rendra santun
“Nak Rendra, bisakah kamu datang ke rumah nak? Tio mencarimu nak” Ucap bundanya tio
“Baiklah bunda, tunggu 5 menit yaa bundaa” Ucap Rendra yang langsung bersiap untuk ke rumah Tio
Sampailah Rendra di depan rumah keluarga Tio dengan kaki yang sudah hampir tak mampu menopang pemiliknya, kakinya bergetar tatkala ia melihat bendera putih di depan pintu rumah keluarga Tio.Dengan buru buru ia berlari masuk dan menemukan peti di ruangan yang dipenuhi suara tangis, jantung nya seketika hampir terhenti ketika melihat bahwa yang ada di dalam peti itu adalah Tio, sahabat yang ia sangat sayangi.
Ia tak dapat lagi berdiri, ia menangis, hatinya nyeri,dadanya sakit tatkala mengetahui bahwa orang yang selalu ada untuk dia, yang selalu menyemangati dia, kini menutup matanya untuk selama lama nyaRendra tertawa kecil, ia mencoba untuk tersenyum, “Bang-un, bercanda mu tak lucu, Tio-hiks-” ucap Rendra sambil menggenggam tangan Tio.
Dingin, sekujur tubuhnya sudah sangat pucat. Mata tertutup meski bulu mata itu masih sangat indah.