Setelah kamu menerima dan menyadari segala hal tentang kesepian yang kamu alami, sekarang saatnya membuat rencana untuk melawan dan mengatasi kesepian tersebut.Kadang, obat untuk mengatasi kesepian itu sederhana. Misalnya duduk santai bersama ibu kamu sambil minum teh dan mengobrol soal kekhawatiran dan kegalauan kamu saat ini.
Meskipun setiap hari kamu bertemu dengan anggota keluarga, mungkin yang kamu butuhkan adalah waktu berkualitas bersama, tanpa gangguan sama sekali, untuk bisa mengusir kesepian.
Jika orang-orang terdekat kamu tidak mendukung, cobalah untuk “melebarkan sayap”. Misalnya dengan bergabung di sebuah komunitas baru, ikut kursus keterampilan supaya bisa bertemu dengan orang-orang baru, atau curhat dengan terapis.
4.Rawat binatang peliharaan
Beberapa penelitian menyatakan bahwa hewan peliharaan bisa menjadi teman yang menyenangkan untuk para penyendiri. Sebuah studi yang dilakukan menemukan fakta bahwa memelihara seekor anjing dapat membantu seseorang mengurangi risiko kematian dini, terutama pada orang-orang yang hidup sendirian.
Orang-orang yang hidup sendirian ini merupakan kelompok orang yang paling berisiko mengalami kesepian yang dapat berujung pada masalah kesehatan tertentu.Selain itu, penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa pemilik hewan peliharaan memiliki keterampilan sosial dan komunikasi yang lebih baik. Selain itu, juga lebih aktif terlibat dalam kegiatan di masyarakat.
Sebuah studi tahun 2016 juga mengungkapkan bahwa orang dewasa tua yang merawat hewan peliharaan mengalami penurunan depresi dan mengalami perbaikan fungsi kognitif dalam waktu 8 minggu sejak awal percobaan.Akan tetapi, perhatikan juga kapasitas kamu. Jangan sembarangan mengadopsi atau memelihara hewan hanya sebagai hiburan. Kamu juga harus merawatnya, membesarkan, memberi makan, dan memenuhi segala kebutuhan hewan peliharaan kamu.
5.Batasi penggunaan media sosial
Sebuah studi yang diterbitkan di American Journal of Preventive Medicine menemukan bahwa pengguna media sosial sebenarnya membuat kamu merasa lebih kesepian. Media sosial menciptakan kesan seolah kamu menjalin relasi, tetapi sebenarnya justru sebaliknya.
Dalam buku Alone Together, psikolog sosial Sherry Turkle berpendapat adanya hiperkoneksivitas melalui media sosial yang membuat seseorang menjadi lebih terasing satu sama lain dalam kehidupan nyata.
Helena Backlund Wasling dari State University of New York Upstate Medical University di Sycaruse menyatakan bahwa kontak langsung dan tatap muka jauh lebih baik dilakukan daripada kontak di media sosial karena pada dasarnya manusia butuh sentuhan fisik agar merasa terhibur dan terhubung. (*)