KEKER.FAJAR.CO.ID – Di tengah tekanan hidup orang dewasa yang sibuk mengejar target, karier, dan tanggung jawab, ada satu hal sederhana yang sering terlupakan: hobi. Sesuatu yang dulu kita lakukan tanpa pamrih, hanya karena suka. Tapi kini, bahkan menikmati hobi pun terasa seperti kemewahan. Apakah di usia dewasa kita masih punya “hak” untuk sekadar bersenang-senang?
Dalam dunia yang menilai segalanya dari produktivitas, hobi sering dianggap buang-buang waktu. Main gitar, menggambar, merajut, menulis puisi semuanya terasa “tidak penting” kalau tidak menghasilkan uang atau prestasi. Kita diajarkan untuk monetize everything, sampai lupa rasanya melakukan sesuatu hanya karena itu menyenangkan.
Ironisnya, ketika stres datang, kita justru disarankan mencari pelarian. Tapi kenapa kita harus menunggu burnout untuk memberi diri sendiri izin bersenang-senang?
Hobi bukan sekadar pengisi waktu luang. Ia bisa jadi bentuk perawatan diri yang paling jujur. Saat kita menyelam dalam hal yang kita sukai, otak beristirahat dari tekanan luar. Kita terhubung kembali dengan sisi diri yang bebas, kreatif, dan tak terbebani ekspektasi.
Tentu, menghidupkan kembali hobi di tengah kesibukan bukan hal mudah. Tapi bukan berarti tak mungkin. Ini tentang memberi ruang kecil, bukan waktu besar. Tentang memprioritaskan kesenangan pribadi, bukan menunggu waktu luang datang sendiri.
Berikut cara sederhana untuk mulai memberi tempat bagi hobi:
Jadwalkan Waktu untuk Hal yang “Tidak Produktif”: Perlakukan waktu bermain seperti meeting penting. Karena, memang penting.
Mulai dari Hobi Kecil: Tak harus langsung serius. Menonton film favorit juga bisa jadi hobi. Yang penting: kamu suka.
Lepaskan Tekanan Hasil: Tidak semua hal harus jadi konten, portofolio, atau cuan. Biarkan hobi jadi ruang bebas ekspektasi.
Berani Bilang: Ini Waktu untuk Aku. Dunia bisa menunggu sejenak, karena kesehatan mentalmu lebih berharga dari notifikasi.
Hobi adalah ruang kita untuk jadi manusia, bukan mesin. Ia bukan pelarian dari hidup, tapi cara untuk menjalaninya dengan lebih utuh.
Jadi, apakah hobi hanya untuk anak-anak? Tidak. Justru saat dewasa, hobi adalah bentuk keberanian: untuk menikmati hidup tanpa alasan, hanya karena kamu layak bahagia.
Fitrah