KEKER.FAJAR.CO.ID – Di dunia yang mengagungkan kesibukan dan produktivitas, tidur siang sering kali dianggap sebagai bentuk kemalasan. Padahal, dalam budaya-budaya tertentu, tidur siang adalah bagian dari gaya hidup sehat. Jadi, benarkah tidur sejenak di tengah hari bisa membuat kita lebih baik?
Kita hidup di tengah masyarakat yang sering merasa bersalah saat tidak sibuk. Padahal, tubuh dan otak punya batas. Menurut banyak studi, tidur siang selama 15–30 menit bisa meningkatkan fokus, kreativitas, bahkan suasana hati. Bukan berarti bermalas-malasan, tapi memberi jeda agar bisa kembali bekerja dengan lebih baik.
Lucunya, saat kecil kita sering dipaksa tidur siang. Tapi saat dewasa, justru kita menolaknya, walau tubuh meminta. Kita ganti waktu rehat dengan kopi, scrolling media sosial, atau sekadar memaksakan diri terus produktif.
Tidur siang bukan tentang malas. Ini tentang strategi pemulihan. Atlet profesional melakukannya. Karyawan di beberapa perusahaan besar di Jepang, Korea, dan Eropa bahkan diberi ruang khusus untuk power nap. Sayangnya, di Indonesia, tidur siang di tempat kerja masih dianggap “nganggur”.
Kalau dilakukan dengan benar, tidur siang bisa menjadi ritual self-care yang murah dan manjur. Kuncinya bukan durasi lama, tapi konsistensi dan waktu yang tepat.
Tips singkat tidur siang yang efektif:
Batasi 20–30 Menit: Cukup untuk menyegarkan otak, tanpa membuat bangun terasa pusing.
Pilih Waktu Antara Jam 1–3 Siang: Waktu ini sesuai dengan ritme sirkadian tubuh yang alami.
Ciptakan Suasana Nyaman: Gunakan masker mata atau white noise jika memungkinkan.
Bangun dan Bergerak: Setelah bangun, lakukan gerakan ringan agar tubuh cepat aktif kembali.
Pada akhirnya, tidur siang bukan bentuk kemunduran dari kesibukan, tapi investasi kecil untuk kualitas hidup. Dalam dunia yang lelah tapi tak pernah berhenti, mungkin tidur siang adalah bentuk perlawanan paling lembut: mengatakan pada diri sendiri bahwa kita layak untuk istirahat.
Jadi, apakah tidur siang tanda malas? Tidak, kalau kita melakukannya dengan kesadaran dan tujuan. Karena terkadang, rehat sejenak adalah cara terbaik untuk terus melangkah.
Fitrah