KEKER.FAJAR.CO.ID – DOSEN Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM), Muhrajan Piara, S.Psi., M.Sc., menjelaskan, bahwa konsep 3B dapat membantu perempuan membangun identitas diri yang kuat.
Menurut Rajan, sapaannya, “Brain” merujuk pada kemampuan berpikir dan belajar. Pendidikan serta pengembangan pikiran kritis menjadi hal penting untuk mendukung pemberdayaan intelektual perempuan. “Dengan begitu, perempuan bisa merasa lebih diberdayakan dan percaya diri dalam kemampuan intelektual mereka,” jelasnya.
Aspek “Beauty” menurut Rajan tidak sebatas pada penampilan fisik, melainkan pada bagaimana perempuan menilai dan menerima dirinya sendiri. Ia menekankan bahwa setiap perempuan berhak merasa cantik tanpa harus terikat pada standar sosial. “Konsep ini mempertimbangkan bahwa setiap perempuan berhak merasa cantik, tanpa harus terpaku pada tuntutan sosial yang kaku,” imbuhnya.
Sementara itu, “Behaviour” mencerminkan kemampuan sosial, seperti empati dan komunikasi yang baik. Rajan menyatakan bahwa perilaku positif berperan penting dalam membangun hubungan yang sehat, baik di lingkungan keluarga, pertemanan, maupun dunia kerja. Hal ini memperkuat keseimbangan emosional remaja putri.
Namun, Rajan juga mengingatkan bahwa salah kaprah terhadap konsep 3B bisa berdampak negatif. Fokus berlebihan pada kecantikan bisa menyebabkan rendah diri, mengabaikan aspek intelektual merugikan perkembangan pribadi, dan tekanan sosial bisa membatasi ekspresi diri. “Penyalahgunaan konsep 3B bisa menimbulkan tekanan sosial yang justru menomorduakan perkembangan diri yang utuh,” terangnya.
“Dengan keseimbangan antara Brain, Beauty, dan Behaviour, remaja putri dapat tumbuh menjadi individu yang percaya diri, berpikiran terbuka, dan mampu menghadapi tekanan sosial dengan bijak,” pungkasnya. (nzk/ yuk)
