Pak Yassir sapaan akrabnya bilang, social comparison adalah membandingkan diri dengan di luar diri kita atau disekitarnya. Menurutnya ada dua jenis yang harus dipahami, yaitu upward social comparison membandingkan kemampuan yang dimiliki seperti pendapat atau sifat orang lain lebih baik dibanding kita. Tujuan untuk memotivasi diri supaya kita bisa jauh lebih baik dan mendekati perilaku orang tersebut. Kedua, downward social comparison, membandingkan dirinya bahwa ia lebih baik dari orang lain.
“Upward social comparison yang terlalu berlebihan membuat seseorang tidak percaya diri, kalau downward social comparison, jika berlebihan bisa membuat orang jadi sombong. Tapi, positifnya, dapat membuat kita merasa bersyukur,” jelasnya.
So, tetap di batas wajar ya Sobat KeKeR. Banyak-banyak bersyukur dengan apa yang dimiliki bisa dengan membandingkan kondisi diri kita yang lalu dengan hari ini yang jauh lebih baik. Karena jika tidak bisa di-manage dengan baik akan menimbulkan depresi loh. Dan untuk menjaga diri kita tetap stabil upayakan untuk berada di lingkungan yang tepat menghargai kelemahan dan kelebihan kita.(*)