[Cerpen] Gon!

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – “Bagus Gon! Seperti biasa kau tidak pernah mengecewakan,” sorak pelatih mereka bangga.Siswa itu memberikan senyum kecil dan berterima kasih kepada beliau.

Hunter AcademyTempat para calon pemburu berlatih agar bisa menjadi terkuat di antara terkuat. Setiap tahun pasti mereka selalu memiliki lulusan terbaik, sudah pasti semua alumni itu adalah murid dari kelas Surpre.

Di sana terdiri dari kelas Zwak, Moyen, dan terakhir Surpre. Zwak adalah kelas bagi mereka yang baru mulai belajar tentang dasar menjadi seorang pemburu. Moyen kelas menengah, para siswa sudah mulai menguasai trik untuk memburu. Terakhir kelas Surpre, kelas tertinggi dengan murid-murid paling berkualitas di sekolah.

Ganesha Oliver, atau biasa dipanggil Gon adalah salah satu dari terbaik. Kuat, lincah, dan cerdik. Ia memiliki semua yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemburu. Masalah tersisa adalah Gon belum ingin menjadi seorang pemburu.

Kelebihan yang dia miliki selalu menjadi kejatuhan. Keluarganya sendiri dikenal sebagai kumpulan pemburu terbaik di negara. Seperti besar gelar mereka, ekspektasi terhadap Gon juga sama. Menjadi paling terbaik dari terbaik. Pemuda itu bahkan sudah diajarkan cara menangkap tupai dari umur 4 tahun. Memaksakan diri untuk selalu menjadi paling sempurna di antara teman-temannya. Meskipun itu berarti memiliki sedikit teman.

“Gon!” raut sedih seketika berganti menjadi ceria ketika mendengar suara tersebut.Sosok tersebut merenggangkan tangan dan memeluk Gon. Membuat mereka berdua jatuh ke lantai penuh tawa. “Ada apa Nola cantik?” panggilan itu membuat sosok dalam pelukannya tersipu. Meskipun sahabatan dari kecil, ia masih belum terbiasa dengan kebiasaan baru tersebut. Nola menggelengkan kepala dan melonggarkan pelukan mereka.

Saat sudah berhenti tertawa Nola bertanya, “Bagaimana respons orang tuamu?”Melihat cahaya wajah sahabatnya menghilang, senyuman perempuan itu mendadak jatuh. Nola adalah satu-satunya orang yang mengetahui dilema dalam hati Gon. Sedari kecil, masa depan lelaki itu sudah diatur mentah-mentah oleh keluarganya. Sebenarnya ia ingin membantu, namun karena mengingat gelar tinggi keluarga milik Gon, dia sadar tak banyak bisa dilakukan.

Dia hanya bisa menemani kapan pun butuh, dan menghibur sebisa saja. Betapa beruntungnya gadis itu berada di kelas Moyen. Dari dulu, pemuda itu selalu mendambakan hidup seperti milik sang gadis. Sederhana, menyenangkan, dan hangat. Hal menyenangkan menurut Gon adalah menghabiskan waktu bersama Nola.Hubungan mereka bisa dekat karena saat kecil mereka sempat jadi tetangga. Kedua orangtuanya mendukung kedekatan tersebut. Menurut mereka sejak berteman dengan Nola, Gon semakin bersemangat dalam latihan.“Diminta untuk Ananda Ganesha Oliver ke ruang kepala sekolah sekarang juga.”Alis Nola mengernyit saat melihat sahabatnya malah tersenyum mendengar pengumuman barusan. Lelaki itu tidak terkenal sebagai pembuat onar, jadi mendengar hal seperti itu termasuk langka. Apakah dia akan berdiam diri saat Gon kemungkinan besar telah melakukan kesalahan? Tentu saja tidak. Jadi saat Gon berjalan menuju ruang kepala sekolah, ia mengintip lewat jendela.

  • Bagikan