[Cerpen] Istimewa yang Sebenarnya

  • Bagikan

Tiga bulan kemudian, ketika ia sedang pergi ke pasar untuk membeli buah-buahan, datanglah para pasukan bawahan raja. Mereka sengaja datang untuk mengembalikan uang rakyat. Mereka segera bersiap-siap dan para masyarakat berbaris rapi untuk mengambil uang mereka kembali. Masing-masing dari mereka menyebutkan jumlah uang yang telah dimasukkan ke dalam kotak raksasa tiga bulan lalu. Para pasukan akan membagikan uang sesuai dengan jumlah yang mereka sebutkan.

Semua rakyat telah terlayani dengan baik, dan tiba-tiba raja datang dengan menaiki sebuah mobil mewah. Raja turun dari mobilnya, lalu pengawalnya mengambil sebuah mikrofon untuknya. Ia mulai berpidato, “Wahai semua rakyat yang aku cintai. Terima kasih banyak atas bantuan kalian. Negeri seberang merasa sangat berterima kasih kepada negara kita. Sekarang, kondisi di sana sudah membaik, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Pada hari ini saya telah mengembalikan seluruh uang yang dipinjam oleh negara kemarin. Hmm.. saya sudah memprediksi ini sebelumnya. Sayang sekali, banyak dari kalian yang menyebutkan jumlah uang lebih banyak daripada nominal yang kalian pinjamkan tiga bulan lalu…” Wajah semua rakyat di sana mendadak berubah menjadi cemas. “Tapi tidak apa-apa, saya ikhlaskan itu semua karena kalian adalah rakyatku,” sambung raja. Semua rakyatpun bernapas lega.

“Namun, saya mengapresiasi orang yang jujur. Silahkan maju ke arah saya, Kayla,” raja meminta. Raut wajah Kayla sangat terkejut. Ia berlari ke arah raja berdiri dengan perasaan bangga. “Terima kasih telah bertindak jujur. Dari sekian orang yang berada di sini, hanya kamu yang mengucapkan nominal uang sesuai dengan jumlah yang kamu pinjamkan sebelumnya. Saya sangat menghargai itu, mari ikut saya ke istana, saya punya hadiah untuk orang jujur sepertimu,” ajak raja. Kayla merasa hatinya sudah akan meledak karena terlalu bahagia. Tidak ada kata-kata yang dapat ia sampaikan, yang mewakili perasaannya saat ini.

Akhirnya, Kayla tahu, keistimewaannya adalah kejujuran yang ia miliki. Mungkin ia tidak lihai bermain basket, ia juga tidak pintar memasak, ia juga tidak pandai bernyanyi, apalagi menari, namun, ia mempunyai kejujuran yang jarang dimiliki oleh orang-orang yang hidup di zaman ini. Itulah keistimewaannya.(*)

Dea Adelia Putri

MAN 2 Kota Makassar

IG: @d.adeeel_

  • Bagikan