Cerpen First Love Nothing Works but Becomes the History of Love

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Aletta levaniella, seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kelas 2. Saat ini dirinya sedang duduk di ujung pojok café sambil menikmati hari liburnya dengan membaca buku seraya menikmati vanilla latte kesukaannya.

Ditengah kesibukan Aletta membaca buku, ia di hampiri oleh seorang pemuda yang sedang menggunakan T-shirt dan celana jeans hitam dengan dibalut jaket kulit, pemuda ini jauh lebih tinggi dari Aletta.“Hai”Suara itu mengalihkan perhatian Aletta. Ia menengok ke sumber suara, seorang laki-laki sedang berdiri di hadapannya, lengkap dengan senyuman yang terukir di wajahnya.“Sendirian aja?”Aletta mengangguk, bibirnya mendadak bisu, matanya seakan terhipnotis untuk terus menatap wajah laki-laki itu.Laki-laki itu memberikan secarik kertas serta polaroid“Saya duluan ya” laki-laki itu melangkahkan kakinya menjauhUntuk beberapa saat, Aletta masih memperhatikan punggung laki-laki itu yang semakin jauh darinya. Ia baru sadar pada detik berikutnya, dan mengutuk dalam hati karena belum sempat menanyakan namanya.Aletta membuka kertas yang tadi diberikan oleh laki-laki itu.

                Makassar, 22 oktober 1999 

Selamat siang yang duduk di meja 15, saya Arka yang duduk di meja 16. Nona yang belum saya tahu Namanya ini terlihat cantik sekali memakai baju berwarna putih. Mohon maaf sebelumnya karena lancang mengambil gambarmu, tapi saya tak ingin melewatkan hal indah ini. Nona boleh kah berkenalan? Sekiranya mengobrol santai di tempat ini lagi di akhir pekanArkaAletta tidak mampu menyembunyikan senyum di bibirnya. Degup jantungnya bahkan seperti terdengar di telinga. Ia tidak pernah menyangka, surat singkat berisikan pesan manis dari laki-laki asing yang baru saja ia temui mampu mengubah suasana hatinya.“Jadi Arka namanya…”

“Aletta, saya tuliskan ini untuk kamu. Syaratnya hanya satu, dibaca nanti di rumah.” Ucapnya pada saat itu.
“Oh iya, jika rindu, boleh dibaca berkali-kali.” Lanjutnya lagi.
Ah, dia memang beda dari yang lain.

        Makassar, 28 oktober 1999
Surat ini saya tulis selagi kamu meminta izin untuk ke kamar kecil. Nona yang saya sudah tahu namanya ini amat sangat mengangumkan
Alettta, jika kau buka surat ini di rumah, jangan tertawakan saya sebab, sekarang saya sedang menyesali keterlambatan saya bertemu dan mengenal perempuan cantik sepertimu, serta memiliki senyum yang indah bagaikan candu.
Esok sore kita masih bisa bertemu kan? Saya akan mengajak kesuatu tempat di mana biasa saya datangi, saya buktikan indahnya tempat itu kalah dengan indahnya senyum mu.
                                                                                                                                   Arka

Tak terasa ini sudah minggu keenam mereka berkenalan, dan sejak saat itu mereka berdua sering berpergian ke tempat-tempat baru. Serta sifat humoris Arka yang selalu membuat Aletta tertawa ketika bersamanya.

  • Bagikan