Musibah Tanah airku

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Bumi tak memancarkan senyumannya lagi, hal ini terjadi karena kedatangan mahluk berukuran nanometer yang tak dapat dilihat dan menjadi sorotan publik, kini melanda kepenjuru dunia hanya dalam waktu yang singkat hingga kematian semakin meningkat, segala macam berita langsung menyebar secepat kilat hampir tidak ada negara yang bisa hidup tenang dan damai, indah yang sementara runtuh tergerus gundah menimbulkan banyak masyarakat khawatir dan kepanikan dengan cepat merajalela namun juga menanggung fitnah bahwa kami terkena azab-mu.Kabar yang tidak diinginkan akhirnya tiba.

     Pandemi sekarang seperti ada dan tiada suasana kegentingannya tidak tampak nyata.Kita nyaris tiba pada situasi yang serba terlanjur sangat dibutuhkan langkah-langkah yang mesti manjur.Menteri hukum dan HAM berencana membebaskan napi koruptor alasannya, karena lapas yang kelebihan kapasitas akan membuat penyebaran virus ini tidak terkendali dan jika satu tertular akan membahayakan disekitarnya.Virus ini penyakit yang sangat ditakutkan karena gejalanya dapat merenggut nyawa seseorang.Para ilmuwan pemikir filososfi masih terus mempelajarinya karena virus ini benar-benar baru, virus ini menjalar dimana-mana namun upaya menjaga jarak ini jangan kebablasan jaga jarak bukan berarti kita bebas mengusir orang atau menolak jenazah.

     Petugas kesehatan yang berada di laboratorium rujukan sebagai tempat spisimen Covid-19 sangat rentan karena berhubungan langsung ke virusnya bukan ke pasiennya.Kepanikan kinerja pemerintahan pun jadi sorotan, rapid yang dilakukan berupa tressing untuk setiap kasus positif karena bagi pemerintah segera temukan kasus ini dimasyarakat kemudian isolasi agar tidak menjadi penyebaran baru.Jumlah kasus posistif di Indonesia kini telah melampaui Tiongkok sebagai pusat wabah pertama, ahli epidemiologi bahkan menyebut Indonesia bisa menjadi episentrum dunia bila masyarakat tidak sadar akan bahaya covid-19 yang berlangsung relatif lama.Ditengah ancaman lonjakan pandemi tak sedikit warga yang masih nekat berwisata, kegiatan libur panjang dan cuti bersama jangan sampai berdampak kenaikan kasus Covid-19.

        Tenaga medis baik dokter maupun perawat berjuang sekuat tenaga mereka pahlawan kita sekarang, mereka mempertaruhkan nyawa dengan merawat pasien-pasien dengan peralatan seadanya bagi pasien yang sembuh, jasa tenaga medis tentu tak akan mereka lupakan begitu saja.Bantu mereka dengan cara mengisolasi diri dirumah.Perankan masyarakat secara besar karena bagaimanapun cegah tangkal itu hakikatnya ada pada komunitas.Negara pasti bisa menghadapinya jangan khawatir untuk itu tidak perlu panik. kasus-kasus ini menunjukkan kesadaran dan kewaspadaan.Nah cara yang harus dilakukan agar virus tidak bermain-main ditubuh kita yaitu, tetap patuhi 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).Jika kita mengusir, mengucilkan, dan menstigmatisasi korban corona itu jelas berbahaya karena membuat siapapun yang merasakan gejalanya enggan melapor dan memeriksakan diri karena takut dicemooh bahkan depresi jadi yang rugi kita semua virus jadi tidak terdeteksi sehingga menyulitkan putus rantai penyebarannya.

          Para pejabat ngomong serampangan identitas pasien diumbar sembarangan padahal corona bukan penyakit yang tak bisa tersembuhkan selama penanganan sebaiknya respon kita tidak tampak tergesa-gesa, corona ringan tapi yang berat itu hoaxnya.Para jurnalis diseluruh dunia sibuk mengumpulkan data-data corona, masalah data yang terkait corona terus bergerak, tujuan dari data tersebut untuk pegangan publik agar diharapkan bisa menjadi rujukan bagi publik untuk mengukur resiko, data sangat penting disaat pandemi seperti ini dengan data saja sulit memberikan prediksi apalagi tanpa data yang akurat.Masih terlalu sedikit yang kita tahu sekarang, hari ini satu-satunya kepastian adalah ketidakpastian itu sendiri, ditengah ketidakpastian ini kita masih bisa membuat kepastian-kepastian kecil untuk membuat hidup kita tetap bermakna dihari-hari kedepan.

  • Bagikan